Selasa, 25 Desember 2012

The World of EFAHHARRISON: Tentang Kenek Perempuan


Selasa, 06 November 2012
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs96WT7SoG1PobJNIamZQiEjhRlfVveAkbDWKIlRrP_Mxm17lEgWjjKwkqagZSBxPTOhYcsfGPxvUGg2Bm7F_l6ygOLUDmQyqs5y0kJHcAMn_djGwQsZHj-f29t_tkzbYctW2fkfuim_8/s1600/for+blog.jpg
                Postingan kali ini saya akan membahas tentang sesuatu yang saya amati pagi ini. Sesuatu yang sederhana, tapi cukup mengerutkan kening saya.
                Seperti biasa, saya berangkat kuliah jam setengah 7 pagi, berjalan kaki menuju jalan raya supaya bisa naik angkutan umum menuju kampus. Seperti biasanya lagi, saya menunggu di sebuah jembatan. Menunggu dengan waktu yang cukup lama, karena saya memilih angkutan yang tidak banyak penumpangnya. Karena saya malas untuk berdiri selama perjalanan menuju kampus.
                Sekitar lima belas menit saya menunggu, akhirnya saya mendapatkan angkutan umum yang saya inginkan. Saya naikilah angkutan itu, kemudian saya mencari tempat duduk yang masih kosong, sehingga saya dapat menikmati perjalanan yang nyaman ini.
                Sejak saya melihat angkutan ini, saya juga melihat sosok perempuan yang kelihatannya sudah tua, tapi ya gak tua banget sih. Mungkin kepala tiga (umurnya). Dari gaya nya dia adalah seorang kenek angkutan umum yang saya naiki ini. Selain itu, memang sejak awal dia berdiri saja di pintu. Ok, ya benar dia kenek angkutan umum ini. Jelas tertebak saat dia menagih ongkos perjalanan saya.
                Sebenarnya, bukan hal yang luar biasa yang saya ketahui tentang perempuan yang berprofesi menjadi kenek angkutan umum. Bahkan, karena sekarang negeri saya ini telah diemansipasikan kaum perempuannya oleh seorang tokoh bersejarah, banyak perempuan di negeri ini memiliki profesi yang seharusnya dimiliki oleh kaum adam atau laki-laki. Yap, semua karena emansipasi.
                Saya akan membahas tentang yang dilakukan perempuan yang berprofesi menjadi kenek angkutan umum yang saya naiki ini. Hal ini sedikit membuat saya ingin tertawa dan mengerutkan kening. Tepatnya saya mengerutkan kening terlebih dahulu, kemudian tertawa.
                Ketika perjalanan saya sudah sampai setengahnya, saya mendengar perempuan kenek itu berteriak kepada supir angkutan umum ini. Tepatnya saya tidak tau, ya seperti … “Itu *menyebut nomor angkutan lainnya* mau ngejar”. Saya pun memperhatikan kejadian itu. Sang supir tidak menjawab, ia hanya melirik keadaan melalui kaca yang ada di depan kemudinya.
                Jadi begini, mungkin banyak orang tau istilah “rapat” dalam silsilah perangkutan umuman *sedikit ribet ya mengucapnya?*. nah, ucapan dari perempuan tadi lah yang menunjukkan istilah ini. Oh gini deh, kalau memang kurang jelas dengan istilah “rapat”, saya akan menjelaskannya sedikit.
ð  Rapat dalam perangkutan umuman berarti “Jika di depan atau di belakang angkutan yang sedang beroperasi di jalan, ada angkutan lainnya, entah dengan nomor yang sama atau pun beda, ataupun memiliki tujuan akhir yang saling berdekatan, kemudian angkutan lainnya tersebut berada tidak jauh dari…” ah pusing saya. Jadi gini aja deh. Ketika mobil A ada di jalan M, kemudian mobil B berada di jalan N, sedangkan jalan M dan jalan N hanya berjarak 100 meter, maka timbullah istilah “rapat” itu. Artinya, seharusnya jarak antara mobil A dan mobil B adalah lebih dari 100, bisa 150 atau 200 meter di depan atau di belakang. Karena biasanya kalau jarak berdekatan antar angkutan, akan menimbulkan kebut-kebutan untuk dulu-duluan mendapatkan sewa atau penumpang. Logikanya sih penumpang atau orang itu kan gak setiap menit ada dan menunggu di tempat yang sama. Nah jadi, antara mobil A atau mobil B itu harus saling menjauhkan jarak. Ya kurang lebih begitulah.
Lanjut.
Ternyata supir angkutan yang saya naiki ini merespon dengan mulai mengebut dan berusaha menjauhkan jarak dengan angkutan yang dilaporkan si supir tadi. Eh gak disangka ketika angkutan ini mulai berjalan dengan cepatnya, di depan angkutan ini ada angkutan lain. Dan sudahlah, terjadilah kebut-kebutan antara dua angkutan ini. Jelas ini membuat penumpang panik, termasuk saya. Tapi, saya memang mencoba menahan saja.
Nah, inilah yang terjadi. Ketika angkutan ini berada sekitar 2 meter di belakang angkutan yang di depannya itu, saya melihat si kenek perempuan ini menggenggam besi pintu angkutan, ia keluarkan bagian belakang tubuhnya, kemudian berteriak kepada kenek angkutan yang lainnya itu, dan yang membuat saya terkejut adalah… perempuan ini menggoyangkan pinggulnya yang berada di sebagian luar angkutan sambil meledek kenek lainnya itu. Dan ‘wow’ kenek lainnya yang berjenis kelamin laki-laki dan sedikit lebih tua wajahnya dari kenek perempuan ini, membalas goyangan pinggul si kenek perempuan. Saya sempat mengerutkan kening saya, kemudian rasa tawa itu mulai keluar. Tapi jelas saya tahan, karena saya sadar saya bisa tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu. Aneh! Ingin sekali saya mengeluarkan kamera dan merekam kejadian itu. Tapi, ya saya tidak bisa. Aplikasi tidak mendukung.
Huh, benar-benar kejadian itu membuat saya lebih banyak tersenyum pagi ini :D

http://www.blogger.com/img/gear.gifSumber : 
The World of EFAHHARRISON: Tentang Kenek Perempuan: Selasa, 06 November 2012                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar